27 Agustus 2008

Hati Berdebar Menjelang Ramadhan

“Aduuuh... bulan puasa hampir tiba! Aku deg-degan,” keluh putriku, kelas 3 SD, tadi siang. (Kata “deg-degan” itu ungkapan bahasa Jawa yang berarti “berdebar-debar”.) Terperanjat aku mendengar curhatnya kali ini. Bayangkan! Dia sudah kami sekolahkan di SD yang menurut kami terbaik, mengapa khawatir akan datangnya bulan penuh barokah ini? Mengapa dia tidak menyambutnya dengan ceria?

Didorong rasa penasaran, aku bertanya, “Kenapa deg-degan?”

“Takut... Takut nggak kuat nahan haus,” jawabnya.

Hmmm.... Ternyata gitu. Aku jadi teringat pengalaman Ramadhan di tahun lalu. Ketika itu, suatu hari, aku memergoki putriku itu diam-diam minum seteguk air di siang bolong. Karena perbuatannya itu, aku menghukumnya.

Bentuk hukumannya apa, kini aku sudah lupa. Tapi sepertinya hukuman dariku itu masih membekas dalam-dalam di hatinya. Kurasa, itulah salah satu sebab utama mengapa dia takut menghadapi bulan Ramadhan kali ini. Rupanya akulah yang terutama menyebabkan dia merasa takut. Aku bersalah.

Ya, yang salah itu ialah aku selaku orangtuanya. Yang salah itu bukan para gurunya, yang menurutku lebih lihai mendidik anak daripada diriku. Jadi, aku harus mengambil langkah untuk memperbaiki kesalahanku itu.

Gimana, ya, sebaiknya?


Infogue.com

0 comments:

Posting Komentar

Home | About Me | Contact

Copyright © 2008 - M Shodiq Mustika

Theme Image credit: adapted from a nas-city's photo

  © Blogger template 'Neuronic' by Ourblogtemplates.com - Redesign by M Shodiq Mustika 2008

Kembali ke ATAS